Saat
malam di Kupang, Jalan Eltari menjadi salah satu tempat menikmati
malam. Di Eltari biasanya banyak orang datang sekedar duduk-duduk
berbincang-bincang sambil menikmati Jagung Bakar. Banyak para penjual
jagung bakar yang ada di sepanjang jalan ini. Sejak sore hari para
penjual jagung bakar mulai sibuk menyiapkan tempat jualannya. Menyiapkan
arang, bangku kayu dan meja. Jagung-jagung di persiapan, mentega, dan
sambal khas Kupang yang pedas. Aqua gelas diletakkan dimeja.
Terdapat juga Jagung Pulut, atau jagung yang berwarna kuning muda atau mendekati warna putih, lebih lembut dan manis rasanya dibanding jagung biasa. Para pelanggan yang datang kebanyakan lebih memilih Jagung Pulut ini dibanding jagung biasa. Dengan 5.000 rupiah anda bisa menikmati satu Jagung Pulut di Jalan Eltari – Kupang
Terdapat juga Jagung Pulut, atau jagung yang berwarna kuning muda atau mendekati warna putih, lebih lembut dan manis rasanya dibanding jagung biasa. Para pelanggan yang datang kebanyakan lebih memilih Jagung Pulut ini dibanding jagung biasa. Dengan 5.000 rupiah anda bisa menikmati satu Jagung Pulut di Jalan Eltari – Kupang
Pohon
“tuak” atau Pohon Lontar dapat diambil niranya atau dalam bahasa Kupang
disebut “iris tuak”. Aktivitas iris tuak, ini menghasilkan minuman
“TUAK” yang rasanya manis, asam, dan agak sepat. Tuak yang baru diiris,
warnanya agak merah dan rasanya sangat manis, seperti air gula.
Daging
se’i adalah daging (daging babi atau daging sapi) yang dibumbui, dan
kemudian diasap agar dapat disimpan lama. Bagian daging yang kurang
berlemak dipotong dalam bentuk memanjang, dilumuri dengan bumbu-bumbu,
dan diasap hingga matang dan setengah kering. Bila akan disajikan,
daging se’i dimasak lagi sesuai dengan citarasa yang diinginkan. Daging
se’i lebih enaknya kalo dimakan dengan jagung bose, semacam bubur
jagung yang dimasak dengan kacang merah. Sebelum dimasak, bulir-bulir
jagung tua direndam dalam air kapur. Hasilnya jagung ini cukup padat dan
mantap rasanya, sebagai pengganti nasi.
PEDAGANG KECIL / KAKILIMA
Pedagang
kecil dan atau pedagang kaki lima, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dinamika pembangunan ekonomi di Kota Kupang. Mereka
juga turut berkontribusi dalam menyumbang PAD. Menyadari akan hal ini,
Pemerintah berusaha membuat yang terbaik bagi mereka, dengan memberikan
tempat yang layak dan terlokalisir, sehingga mereka dapat menata
usahanya dengan lebih baik dan tidak mengganggu lalulintas, yang
akhirnya berdampak bagi peningkatan pendapatannya. Beberapa usaha yang
dilakukan oleh Pemerintah adalah berupa penyediaan lokasi bagi pedagang
jajanan di malam hari, pemberian bantuan kereta dorong bagi PKL.
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Pengolahan
hasil pertanian, seperti emping jagung, marning jagung, susu kedelai,
kripik ubi, kripik pisang, gula hela, gula lempeng, VCO (Virgin Coconout
Oil), instant temulawak, dodol lontar, sambal luat pada umumnya
merupakan usaha ekonomi berskala kecil yang dapat meningkatkan
pendapatan keluarga. Terhadap usaha-usaha kecil seperti inilah
Pemerintah menaruh perhatian penuh, berupa pembinaan usaha, pembinaan
manusia, maupun pembinaan lingkungan yang berkelanjutan. Dalam melakukan
usaha produktifnya, pelaku usaha dituntut pula partisipasinya dalam
pemeliharaan lingkungan, sehingga kebutuhannya terhadap bahan baku
usahanya tetap terpenuhi.
PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
Hasil
perikanan laut di Kota Kupang fluktuatif jumlahnya tergantung pada
musim. Saat jumlah melimpah, masyarakat nelayan umumnya melakukan
kegiatan pengolahan ikan menjadi ikan kering, ikan asap, dendeng ikan,
dan lain-lain. Pemerintah, melalui berbagai program peningkatan ekonomi,
telah melakukan pembinaan-pembinaan, baik terhadap manusia maupun
usahanya, untuk lebih lagi meningkatkan kualitas pengolahan hasil
perikanan laut, sehingga meningkatkan pula pendapatan keluarga pada saat
hasil laut menurun.
PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN
Usaha
pengolahan hasil peternakan yang dikembangkan di Kota Kupang, dan sudah
terkenal menjadi oleh-oleh khas Kota Kupang, berupa daging se’i, abon,
dendeng, krupuk kulit